Mangkunegaran Run in Solo Berkonsep Padukan Budaya dan Olahraga Lari

Sebanyak 2 ribu lebih pelari dari berbagai kota di Indonesia ikut serta meriahkan gelaran perdana Mangkunegaran Run. Konsep kegiatan ini memadukan dan menjembatani antara olahraga lari sebagai simbol medernitas dengan budaya Jawa yang mengandung nilai-nilai Adiluhung nenek moyang. 

Barisan prajurit muda Kraton Mangkunegaran menjadi simbol pagar hidup yang mengawali penyelenggaraan Mangkunegaran Run. Gelara olahraga lari ini diawali dan diakhiri di pintu masuk selatan Pura Mangkunegaran Solo. 

Lomba lari ini bertajuk "Mangkunegaran Run in Solo" terbagi menjadi 3 kategori yaitu half maraton, 10 k, dan 5k. 

Sejumlah tamu kehormatan hadir termasuk KGPAA Mangkunegaran X, GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo atau akrab disapa Gusti Bhre. Bahkan Gusti Bhre juga ikut menjadi salah satu peserta lari dengan kategori 5k. 

Gusti Bhre mengaku gembira karena keseruan acara kali ini sangat luar biasa. Dirinya menambagkan jika olahraga lari dan kebudayaan Jawa ternyata dipadukan di gelaran Mangkunegaran Run ini. 

Selain prajurit Kraton, tampilan budaya Jawa juga tampak dengan diiringi gamelan karawitan saat peserta lomba lari berangkat dan tiba di finish. Para peserta lantas berlari melintasi sepanjang jalan Slamet Riyadi Solo yang sudah disiapkan menjadi layaknya lintasan lari.